08.00 - 10.00
Kuliah oleh Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) merupakan keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Para pakar mengelompokkan keanekaragaman hayati menjadi beberapa tingkatan yaitu:
- KEANEKARAGAMAN GEN
Gen merupakan substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam kromosom. Setiap individu mempunyai kromosom yang membawa sifat menurun dan terdapat di dalam inti sel. Perbedaan jumlah dan susunan faktor menurun tersebut akan menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Keanekaragaman gen merupakan perbedaan yang dapat ditemui pada makhluk hidup dalam satu spesies. Contoh keanekaragaman gen dapat dilihat dari berbagai jenis mangga yang tumbuh di tanah Indonesia.
sumber: ipaorscience.blogspot.com
- KEANEKARAGAMAN JENIS
sumber: lawu-hadiningrat.blogspot.com
- KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cuaca, suhu, air, tanah, udara, kelembaban, dan salintas. Faktor biotik dan faktor abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu ekosistem yang merupakan kesatuan dari faktor biotik dan faktor abiotik pun bervariasi. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai dan pohon aren tumbuh di pegunungan.
sumber: www.wego.co.id
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibagi berdasarkan karakteristik wilayah dan berdasarkan persebaran organismenya.
- Berdasarkan karakteristik wilayah
- Berdasarkan persebaran organisme
sumber: novigeografi.blogspot.com
- Fauna tipe Asiatis, menempati bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti gajah, harimau, badak, beruang, orang utan.
- Fauna tipe Australis, menempati bagian timur Indonesia, meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kangguru, burung kasuari, cendrawasih, kakaktua.
- Fauna Peralihan dan asli, terdapat di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara. Di daerah ini terdapat jenis hewan seperti kera, kuskus, babi rusa, anoa dan burung maleo.
Ancaman terhadap biodiversitas diantaranya:
a. Destruction
Perusakan habitat oleh manusia secara besar-besaran disebabkan oleh pertanian, pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan dan polusi lingkungan. Siklus hidrologi dan kimia alami terganggu oleh pembukaan lahan yang menyebabkan milyaran ton tanah subur mengalami erosi dan hanyut ke dalam sungai, danau, dan laut setiap tahun, sehingga sungai, danau, dan perairan pesisir pantai menjadi dangkal, dimana potensi dan kejadian banjir semakin sering terjadi dalam skala yang semakin meningkat.
b. Degradasi
Erosi yang terjadi dapat menurunkan kualitas tanah. Degradasi lahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia terjadi akibat akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Menurut Firmansyah (2003) faktor alami penyebab degradasi tanah antara lain: areal berlereng curam, tanah yang muda rusak, curah hujan intensif, dan lain-lain. Faktor degradasi tanah akibat campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung lebih mendominasi dibandingkan faktor alami, antar lain: perubahan populasi, marjinalisasi penduduk, kemiskinan penduduk, masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik dan kesalahan pengelolaan, kondisi sosial dan ekonomi, masalah kesehatan, dan pengembangan pertanian yang tidak tepat.
c. Fragmentasi
Dampak fragmentasi pada spesies antara lain pengurangan jumlah individu, pengurangan ukuran populasi karena individu terbatas pada fragmen kecil, dan isolasi spasial populasi sisa. Fragmentasi menyebabkan kepunahan spesies di dalam populasi lokal. Oleh karena itu usaha untuk menjaga atau memulihkan spesies pada bentang alam (landscape) yang terfragmentasi adalah mengurangi kesempatan untuk kepunahan atau meningkatkan kesempatan untuk rekolonisasi. Usaha ini dapat berupa peningkatan dan perluasan habitat populasi lokal dan membuat terbentuknya hubungan di antara populasi lokal sehingga aliran gen (gene flow) dari satu populasi lokal ke populasi lokal yang lainnya akan terjadi.
d. Conversion
Hutan Indonesia semakin hari semakin banyak yang rusak.kerusakan hutan di Indonesia di sebabkan :
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M. A. 2003. Resiliensi tanah terdegradasi. Makalah pengantar falsapah sain. IPB
ipaorscience.blogspot.com
lawu-hadiningrat.blogspot.com
novigeografi.blogspot.com
www.wego.co.id
a. Destruction
Perusakan habitat oleh manusia secara besar-besaran disebabkan oleh pertanian, pengembangan perkotaan, kehutanan, pertambangan dan polusi lingkungan. Siklus hidrologi dan kimia alami terganggu oleh pembukaan lahan yang menyebabkan milyaran ton tanah subur mengalami erosi dan hanyut ke dalam sungai, danau, dan laut setiap tahun, sehingga sungai, danau, dan perairan pesisir pantai menjadi dangkal, dimana potensi dan kejadian banjir semakin sering terjadi dalam skala yang semakin meningkat.
b. Degradasi
Erosi yang terjadi dapat menurunkan kualitas tanah. Degradasi lahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia terjadi akibat akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Menurut Firmansyah (2003) faktor alami penyebab degradasi tanah antara lain: areal berlereng curam, tanah yang muda rusak, curah hujan intensif, dan lain-lain. Faktor degradasi tanah akibat campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung lebih mendominasi dibandingkan faktor alami, antar lain: perubahan populasi, marjinalisasi penduduk, kemiskinan penduduk, masalah kepemilikan lahan, ketidakstabilan politik dan kesalahan pengelolaan, kondisi sosial dan ekonomi, masalah kesehatan, dan pengembangan pertanian yang tidak tepat.
c. Fragmentasi
Dampak fragmentasi pada spesies antara lain pengurangan jumlah individu, pengurangan ukuran populasi karena individu terbatas pada fragmen kecil, dan isolasi spasial populasi sisa. Fragmentasi menyebabkan kepunahan spesies di dalam populasi lokal. Oleh karena itu usaha untuk menjaga atau memulihkan spesies pada bentang alam (landscape) yang terfragmentasi adalah mengurangi kesempatan untuk kepunahan atau meningkatkan kesempatan untuk rekolonisasi. Usaha ini dapat berupa peningkatan dan perluasan habitat populasi lokal dan membuat terbentuknya hubungan di antara populasi lokal sehingga aliran gen (gene flow) dari satu populasi lokal ke populasi lokal yang lainnya akan terjadi.
d. Conversion
Hutan Indonesia semakin hari semakin banyak yang rusak.kerusakan hutan di Indonesia di sebabkan :
- Pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang tidak merata
- Konversi hutan untuk perkembangan perkebunan,pertanian dan pertambangan
- Pengabaian dan ketidaktahuan mengenai pemilikan lahan secara tradisional
- Peranan adat dalam memanfaatkan sumber daya alam
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M. A. 2003. Resiliensi tanah terdegradasi. Makalah pengantar falsapah sain. IPB
ipaorscience.blogspot.com
lawu-hadiningrat.blogspot.com
novigeografi.blogspot.com
www.wego.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar